Hari Ulang Tahun ke 66 Merapisari

Pandemi Virus Covid-19 membawa cerita tersendiri bagi masyarakat Dusun Merapisari Desa Ngablak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang ini. Bagaimana tidak? Bulan April merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh semua orang di Dusun Merapisari untuk memperingati lahirnya Dusun Merapisari “Bedhol Desa” atas tragedi letusan Gunung Merapi tahun 1954. Peringatan HUT ke 66 Dusun Merapisari dilakukan dengan tradisi “Methokan”. Tradisi Methokan sendiri sejatinya berarti mempertemukan (dalam Bahasa Jawa: Methoke) semua ujub syukur masyarakat Dusun Merapisari dalam satu rangkaian Upacara Syukur dan menikmati saat tersebut dengan penuh ucapan terima kasih. Tradisi Methokan biasanya diadakan di balai pertemuan besar atau Balai Dusun Merapisari. Tradisi Methokan juga identik dengan sajian berupa hasil bumi ke balai pertemuan besar dan kadang pula dalam bentuk olahan makanan siap makan. Setiap keluarga di Dusun Merapisari menghantarkan sajian olahan makanan ke Balai Dusun Merapisari. Tradisi inilah yang kemudian dikenal dengan Methokan.

Pandemi Virus Covid-19 memberi sedikit ruang untuk berinovasi bagi masyarakat Dusun Merapisari dalam mengucapkan rasa syukur lewat Upacara Syukur Methokan. Pada tahun-tahun lampau tradisi ini dilakukan di balai pertemuan besar, namun untuk tahun 2020 dilakukan di tengah Jalan Raya Merapisari. Hal ini dilakukan lantaran menjalankan protokol kesehatan demi meminimalisir penyebaran Virus Covid-19. Menerapkan jarak sosial dan jarak fisik dalam melakukan Tradisi Methokan. Panitia HUT ke 66 Dusun Merapisari membuat Tradisi Methokan sedikit berbeda. Mengelar tikar di kedua belah sisi Jalan Raya Merapisari dan membawa pawai Gunungan berisi hasil bumi berjalan ke balai pertemuan besar. Tak lupa juga mengenakan alat pelindung diri. Lantaran inovasi inilah, Tradisi Methokan Dusun Merapisari dapat dikenal oleh masyarakat luas di bumi pertiwi Indonesia. Berbagai berita lokal dan nasional menyampaikan Tradisi Methokan yang dilakukan saat pandemi Virus Covid-19. Ada hal unik dan inovatif dalam mempertahankan budaya lewat tata cara yang benar berdasarkan pada standar protokol kesehatan. Semoga Tradisi Methokan Dusun Merapisari tetap selalu dipertahankan dari tahun ke tahun.

Semoga dari terjadinya pandemi Virus Covid-19 ini menjadikan Dusun Merapisari semakin kompak dan solid dalam merespons permasalahan yang ada dan yang akan datang.

Sekian. ***

Salam Rahayu!

TATA TITI TENTREM KERTO RAHARJO GEMAH RIPAH LOH JINAWI

Penulis: Andreas Suranto

Tinggalkan komentar