ANALEPSIS DUSUN MERAPISARI

Analepsis atau kilas balik peristiwa yang terjadi pada pembangunan atau kegiatan dusun Merapisari.

“Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu.” Pepatah peribahasa Jawa yang masih dipegang untuk tetap menentukan kondisi nasib dusun Merapisari yang akan datang.

Pembangunan dusun Merapisari tidak terlepas dari waktu, laku dan perubahan jaman. Mundur kurang lebih 50 tahun yang lalu, dusun Merapisari masih menjadi misteri yang akan datang. Pada tahun-tahun yang lampau, tanah dusun Merapisari merupakan lahan perkebunan teh dan kopi. Tanggal 16 April 2022, merupakan hari ulang tahun ke 68 dusun Merapisari sekaligus menjadi kampung Pancasila. Tetapi beralih ke beberapa tahun setelah dusun Merapisari terbentuk adalah potret atau gambaran bahwa pembangunan dan berbagai kegiatan dusun Merapisari menjadikan sebuah momen untuk disyukuri dan dibanggakan. Hamemayu hayuning buwana merupakan kunci bahwa dusun Merapisari memberanikan diri untuk berbenah dan menjadikan dusun Merapisari yang layak menjadi dusun yang bertransformasi pada tujuan hidup sosial dan bermasyarakat.

Berbagai kenangan yang mengingatkan kita bahwa dusun Merapisari selalu melangkah maju. Pembangunan jalan, selokan, tugu dan infrastruktur penunjang keberagaman dalam bermasyarakat menjadi poin utama untuk mencapai kehidupan yang layak. Seperti halnya perumahan pemberian dari pemerintah tahun 1954 menjadi saksi bahwa dusun Merapisari selalu berbenah sampai saat ini.

(Potret rumah pemberian pemerintah tahun 1954)

 Jalan utama dusun Merapisari yang masih berbatu saat itu menjadi saksi bahwa dusun Merapisari bertransformasi laik jalan. Bukan hanya itu, kegiatan kebudayaan juga menjadi penunjang pemersatu para pemuda dusun Merapisari. Kegiatan keagamaan seperti Pesta kelahiran Yesus Kristus atau Idulfitri menjadikan upaya untuk menyongsong masa depan dengan penuh keberkahan.

(Potret tugu masuk dusun Merapisari tahun 1970.)
(Potret jalan utama dusun Merapisari lengkap dengan pembatas jalan.)
(Potret jalan dusun Merapisari.)
(Potret jalan lingkar utara dusun Merapisari.)
(Potret rumah limasan dibangun sekitar tahun 1970, kediaman Bapak Trimorejo dengan tanaman jeruk dan tiang lentera di halaman.)
(Potret rumah limasan dibangun sekitar tahun 1974, kediaman Bapak Minarjo dengan berbagai tanaman obat.)
(Potret kebudayaan Ketoprak sebelum pentas seni.)
(Potret kebudayaan Ketoprak pasca pentas seni.)

 

(Potret kebudayaan Wayang Kulit oleh Bapak Sudono yang berperan sebagai dalang.)
(Potret dari ibu-ibu sedang melakukan panembromo dalam rangka Perayaan Kelahiran Yesus Kristus.)
(Potret dari gerak dan tari anak-anak dalam rangka Perayaan Kelahiran Yesus Kristus.)
(Potret dari Makam Suralaya Merapisari dulu dan sekarang.)
(Potret dari Makam Suralaya Merapisari dulu dan sekarang.)
(Potret dari tempat ibadah umat Katolik, Gereja Santo Petrus dan Paulus Merapisari Ngablak jaman dulu.)
(Potret sarana pendidikan sekolah menengah pertama SMP Pendowo Ngablak berdiri tahun 1961 dan mengalami renovasi tahun 1969, sekarang dibawah Yayasan Tarakanita Wilayah Jawa Tengah)
(Potret pembangunan tempat pertemuan/balai dusun Merapisari tahun 1999.)
(Potret kebersamaan lomba membawa kelereng dan panjat pinang tempo dulu dalam rangka HUT Republik Indonesia.)

Nah, itu adalah salah satu kilas balik dusun Merapisari setelah hampir 70 tahun berdiri. Kini, dusun Merapisari telah menjadi kampung/dusun yang menampung kurang lebih 150 kepala keluarga. Tercatat tahun 2020, Dusun Merapisari telah terkenal pada berbagai koran lokal maupun nasional dari media masa online ataupun konvensional karena menerima protokol kesehatan Virus Covid-19 (2020), penghargaan sebagai Kampung Pancasila (2022).

Dusun Merapisari pun memiliki peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk tetap mempertahankan jati diri. Selain itu, dusun Merapisari juga memiliki potensi sejarah yang harus dikenalkan dan dikembangkan kepada generasi masa kini.

Setelah kurang lebih 68 tahun berdiri, masih banyak hal yang perlu ditingkatkan dari Kampung Pancasila ini. Yuk, bersama-sama kita wujudkan dusun Merapisari yang semakin baik dan lancar pembangunan infrastruktur krusialnya terutama pada kebudayaan dan keberagamannya.

***

 

Methokan Menyambut HUT RI ke-75

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan
tjara saksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45


Atas nama bangsa Indonesia.

Soekarno/Hatta.

Sang Dwi Tunggal “Soekarno-Hatta” atas nama Bangsa Indonesia memproklamasikan tiang kehidupan berbangsa dan bernegara yakni kemerdekaan Indonesia. Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2020, tepat memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-75.

Dusun Merapisari pada hari ini, 16 Agustus 2020 mengadakan syukuran / methokan / kenduri dalam merespons hari kemerdekaan ini. Respons dengan didasari pada semangat untuk merdeka dari berbagai kebodohan, dari kelemahan, bebas dari kemiskinan, dari belenggu kekuasan orang/pihak lain dan tentunya dari pandemi Virus Covid-19 yang pada tahun ini memporak-porandakan seluruh negeri.

Dusun Merapisari mengadakan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan penuh harapan bahwa kemerdekaan tahun ini, memerdekaan setiap pribadi di Dusun Merapisari dari pesakitan wabah Virus Covid-19. Mempertemukan setiap ujub doa-doa dari seluruh warganya dan harapan terbaik akan masa depan bangsa.

Wujud doa bersama tahun ini tentunya tetap mempergunakan protokol kesehatan pencegahan penularan Virus Covid-19.

Lagu Kebangsaan berkumandang di jalan raya Merapisari dan semangat Kemerdekaan RI ke-75 Tahun tetap mengisi pribadi di Dusun Merapisari untuk tetap mendoakan hal yang terbaik bagi bangsa dan negara ini.

Kemerdekaan tidak luput dari rasa syukur bahwa tujuh puluh lima tahun berlalu, Indonesia akan bersiap menjadi negara Maju. Menandakan bahwa Negeri Elok ini akan mencapai puncak berliannya esok hari.

Dirgahayu Republik Indonesia ke-75.

Indonesia Maju.

Mencoba Normal Baru

Hampir genap setengah tahun pandemi Virus Covid-19 menerpa negara di dunia tidak terkecuali Indonesia. Pandemi ini tentunya mengurangi aktivitas gerak bagi khalayak ramai. Setiap hari harus mengendalikan diri untuk memenjarakan diri di dalam rumah. Isolasi mandiri bukan lantara menjadi pembawa virus berbahaya tetapi menjadi pembawa kebaikan bagi sesama.

Dusun Merapisari termasuk masyarakatnya sejak Hari Ulang Tahun ke 66 pada April silam sudah menerapkan protokol kesehatan guna mengurangi penyebaran Virus Covid-19. Mulai dari menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari masker, sepatu boot, jas hujan, face shield dan cairan sabun atau hand sanitizer. Kebiasaan menerapkan protokol kesehatan juga dilakukan bagi sebagian masyarakat Dusun Merapisari yang sedang dalam perantauan. Untuk tidak menjadi pembawa virus berbahaya ini tentunya para perantau disarankan tidak pulang ke kampung halaman sampai pada kondisi dan keputusan resmi yang baru dari Pemerintah Pusat.

Dusun Merapisari sendiri masuk pada area hijau (green zone) untuk peyebaran dan kasus Covid-19. Lantaran memang tidak terjadi kasus positif bagi sebagian masyarakatnya. Namun tetap saja diperlukan tindakan untuk meminimalisir lagi akan adanya kasus baru Virus Covid-19. Sebagian perantau yang pulang ke kampung halaman wajib lapor ke pejabat setempat dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Bukan hanya itu, Dusun Merapisari juga mendirikan portal jaga untuk akses keluar masuk masyarakat berupa tenda di depan pintu masuk menuju Dusun Merapisari. Portal jaga ini tentunya menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Mulai dari jaga bergilir hingga pada tersedianya alat pendeteksi suhu dan penyemprot disinfektan untuk kendaraan yang lewat.

Dua bulan berlalu pasca hari Syukur Agung Dusun Merapisari, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menginstruksikan untuk pemberlakuan normal baru. Dusun Merapisari yang merupakan area hijau (green zone) memberlakukan kehidupan normal baru dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah. Dapat dijumpai ibu-ibu yang berbelanja pagi hari di tukang sayur mengenakan masker kain. Lalu depan rumah tangga masyarakat Dusun Merapisari ada tempat cuci tangan sederhana. Bentuk kegiatan normal baru Dusun Merapisari juga ditandai dengan berbagai aktivitas olahraga  yang muncul musiman. Bocah-bocah kecil akan bermain sepeda dengan tentangga mereka berkeliling dusun. Merasa mengasikan! Orang-orang dewasanya ada kesibukan yang tidak mau kalah. Bermain olahraga Voli Lapangan. Meminjam lapangan yang ada di Sekolah Menengah Pertama Pendowo Ngablak untuk dijadikan tempat olahraga.

Bermain Voli Lapangan ini membangkitkan kerekatan satu sama lain, membangun kekeluargaan untuk tetap bersama-sama. Bentuk kegiatan normal baru lainnya uga dapat diketemukan pada akhir pekan. Lomba Layangan! Iya Lomba yang diadakan pasca normal baru ini membangun sinergi positif bagi masyarakat Dusun Merapisari untuk tetap guyup rukun dan beradaptasi dengan kondisi baru. Untuk kegiatan lain seperti bertani, berternak dan berdagang, masyarakat Dusun Merapisari sudah membiasakan diri menjalani normal baru.

Normal baru tentunya bagi sebagian orang menjadi risih dan kurang enak, tetapi itulah yang terbaik. Normal baru menjadi bagian yang harus disesuaikan dengan kondisi saat ini. Normal baru sendiri membangun jembatan kekeluargaan bagi sesama terutama bagi masyarakat Dusun Merapisari. Normal baru menjadi alasan terbaik untuk memperbaiki kehidupan yang sebelumnya dikerecoki oleh wabah Covid-19. Beroptimis bahwa normal baru akan membuahkan normal-baru lainnya yang tentunya berdampak positif.

Sekian. ***

Salam Rahayu!

TATA TITI TENTREM KERTO RAHARJO GEMAH RIPAH LOH JINAWI

Penulis: Andreas Suranto

Hari Ulang Tahun ke 66 Merapisari

Pandemi Virus Covid-19 membawa cerita tersendiri bagi masyarakat Dusun Merapisari Desa Ngablak Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang ini. Bagaimana tidak? Bulan April merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh semua orang di Dusun Merapisari untuk memperingati lahirnya Dusun Merapisari “Bedhol Desa” atas tragedi letusan Gunung Merapi tahun 1954. Peringatan HUT ke 66 Dusun Merapisari dilakukan dengan tradisi “Methokan”. Tradisi Methokan sendiri sejatinya berarti mempertemukan (dalam Bahasa Jawa: Methoke) semua ujub syukur masyarakat Dusun Merapisari dalam satu rangkaian Upacara Syukur dan menikmati saat tersebut dengan penuh ucapan terima kasih. Tradisi Methokan biasanya diadakan di balai pertemuan besar atau Balai Dusun Merapisari. Tradisi Methokan juga identik dengan sajian berupa hasil bumi ke balai pertemuan besar dan kadang pula dalam bentuk olahan makanan siap makan. Setiap keluarga di Dusun Merapisari menghantarkan sajian olahan makanan ke Balai Dusun Merapisari. Tradisi inilah yang kemudian dikenal dengan Methokan.

Pandemi Virus Covid-19 memberi sedikit ruang untuk berinovasi bagi masyarakat Dusun Merapisari dalam mengucapkan rasa syukur lewat Upacara Syukur Methokan. Pada tahun-tahun lampau tradisi ini dilakukan di balai pertemuan besar, namun untuk tahun 2020 dilakukan di tengah Jalan Raya Merapisari. Hal ini dilakukan lantaran menjalankan protokol kesehatan demi meminimalisir penyebaran Virus Covid-19. Menerapkan jarak sosial dan jarak fisik dalam melakukan Tradisi Methokan. Panitia HUT ke 66 Dusun Merapisari membuat Tradisi Methokan sedikit berbeda. Mengelar tikar di kedua belah sisi Jalan Raya Merapisari dan membawa pawai Gunungan berisi hasil bumi berjalan ke balai pertemuan besar. Tak lupa juga mengenakan alat pelindung diri. Lantaran inovasi inilah, Tradisi Methokan Dusun Merapisari dapat dikenal oleh masyarakat luas di bumi pertiwi Indonesia. Berbagai berita lokal dan nasional menyampaikan Tradisi Methokan yang dilakukan saat pandemi Virus Covid-19. Ada hal unik dan inovatif dalam mempertahankan budaya lewat tata cara yang benar berdasarkan pada standar protokol kesehatan. Semoga Tradisi Methokan Dusun Merapisari tetap selalu dipertahankan dari tahun ke tahun.

Semoga dari terjadinya pandemi Virus Covid-19 ini menjadikan Dusun Merapisari semakin kompak dan solid dalam merespons permasalahan yang ada dan yang akan datang.

Sekian. ***

Salam Rahayu!

TATA TITI TENTREM KERTO RAHARJO GEMAH RIPAH LOH JINAWI

Penulis: Andreas Suranto

MERSIKA MENOLAK HOAX!!

Sesuai dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, maka dengan itu Karang Taruna Dusun Merapisari, Ngablak, Kab. Magelang “MENOLAK HOAX” berserta tindakan ujaran kebencian meliputi penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menenangkan, memprovokasi, menghasut, dan penyebaran berita bohong secara tersirat maupun tersurat lewat cara komunikasi tradisional maupun melalui media sosial yang dapat memecah belah persatuan dan kerukunan berbangsa dan bernegara di Negera Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia Rumah Kita Bersama!!

Salam Rahayu!

#MERSIKAMENOLAKHOAX!!

HARI ULANG TAHUN KE 64 DUSUN MERAPISARI

Senin, 16 April 2018 adalah Hari Ulang Tahun ke 64 Dusun Merapisari, sebuah dusun yang berasal dari transmigran lokal akibat bencana alam gunung meletus Merapi pada tahun 1954 lalu. Dalam rangka memperingati dan mengucap syukur atas kasih karunia yang sudah Tuhan berikan. Para penduduk pada masa modern inipun tak tergantikan oleh jaman untuk tetap mencoba dan mencoba mempertahankan tradisi agung. Arak-arakan Tumpengan, Ingkung, Jajan Pasar dan Gunungan berupa hasil bumi mengitari kampung dengan penduduk lebih dari 144 Kepala Keluarga. Tak lupa juga bunyi-bunyian semarak nan syahdu meliputi prosesi arak-arakan syukuran ini. Wujud dari perarakan ini adalah menjemput para penduduk untuk Methokan atau Tirakatan sebagai ujub doa bersama atas berkah kehidupan di kampung tercinta. Para penduduk diajak untuk mengikuti perarakan dibelakang Gunungan sampai ke balai dusun tempat untuk Methokan atau Tirakatan tersebut.
Semoga secuil kisah ini mampu untuk menguatkan budaya Nusantara menjadi lebih modern dijaman yang modern ini.

Salam Rahayu!
Merapisari, Ngablak, Kab. Magelang, 17 April 2018

Penulis: ANDREAS SURANTO

Bertenda dengan alam

21569436_346005632511280_4473026684357967872_n.jpg

Foto: prasetyo_boni008 di Instagram.

Tenda ini berada tepat di tempat tertinggi di sekitar Dusun Merapisari. Gumuk Wayang (Bukit Wayang), orang sekitar menyebutnya dengan sebutan Gumuk Wayang entah karena ada nilai-nilai moral di sana atau ada sisi mitologi yang berkembang. Di atas Gumuk Wayang inilah dapat terlihat hamparan luas ladang masyarakat dan rumah-rumah warga yang ditandai dengan jalan utama dusun. Ada banyak keisengan yang dibuat dari sikap anak muda di dusun Merapisari. Memasang tenda di Gumuk Wayang. Ketika sudah naik ke atas inilah hembusan angin dapat dirasakan dengan lebih. Serasa mendaki gunung yang tinggi. Di atas itupulalah kedamaian akan jiwa dan rasa bangga sebagai anak negeri, sebagai putra ibu pertiwi dapat didapatkan. Bangga karena bisa lahir dan dibesarkan di kampung halaman bernama Merapisari.

Penulis: ANDREAS SURANTO

Senjapun masih menanti.

28152428_844038832469798_1157732413439213568_n

Foto:  @ahmadyuanaputra di Instagram

Sama seperti senja pada umumnya. Tak pernah kekurangan keindahannya. Di ufuk baratpun masih merekah warna senja yang membawa kita pada kedamaian terhadap alam. Seakan-akan senja ini memberikan tontonan bahwa Gunung Merbabu yang gagah disana sedang bersikap feminim terhadap kerasnya hari lalu. Memberikan semangat kepada relung-relung hati yang haus akan ucapan syukur.

Penulis: ANDREAS SURANTO

Awan Senja di pagi hari

28154229_584014681940598_5564365457521115136_n

Foto:  @ahmadyuanaputra di Instagram

Senja Pagi Gunung Merbabu. Tampak Keindahan terpancar pada Gunung ‘Wadon’ ini, keindahan asri yang begitu mumpuni dan sedap dipandang. Di bawahnya, terletak sebuah dusun yang bercirikan Letusan Gunung Merapi pada tragedi 1954. Dusun Merapisari dengan aktifitas warganya yang terlihat dan beberapa hewan mamalia bersliweran sana-sini. Dusun dengan suhu dingin ini sudah berevolusi dari jaman ke jaman. Namun yang tetap menjadi keindahan abadinya adalah Senjanya di pagi hari dengan hawa yang menusuk tulang.

Penulis: ANDREAS SURANTO